Diposkan pada Muhasabah

BELAJAR DEWASA DARI “MASALAH” (Teruntuk saudara seakidah yang ana cintai karena ALLAH)

Berbicara tentang organisasi tentu tidak akan pernah lepas dengan yang namanya “konflik” atau masalah, apalagi organisasinya organisasi dakwah, jelas pasti ada saja permasalahan, kata Hasan Al.Banna jika dakwah itu lancar-lancar saja maka perlu ditanyakan dakwahnya karena sebenarnya memang begitulah dakwah, penuh dengan onak dan duri, dan itu sudah sunnatullah, tinggal bagaimana kita bersikap dewasa dan mengambil keputusan bijak dalam menghadapi segala macam permasalahan yang ada.

Kita tahu sendiri permasalahan dalam organisasi itu sangat kompleks, mulai dari permasalahan internal hingga permasalahan eksternal. Permasalahan internal mungkin bisa jadi kader yang sulit digerakkan, dana yang terbatas, vmj antar kader, kekecewaan antar kader yang akhirnya menimbulkan keretakan ukhuwah, egoisme dan sebagainya. Permasalahan eksternal mungkin bisa jadi kampus yang anti omek, persaingan yang tidak sehat, dan masih banyak lagi yang lainnya. Teringat ucapan ustad Ivvir “manusia itu ibarat pisau, ketika pisau sering di asah maka akan semakin tajam, begitu pula dengan manusia. Semakin sering manusia dihadapkan pada berbagai macam masalah maka semakin bagus kualitasnya.”. mari belajar dari masalah.

Bisa dimulai dari diri kita sendiri

Ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang depresi dan sakit, dari mereka kita jadi belajar keimanan bahwa segala macam usaha tanpa dibarengi dengan iman maka otak ini tidak mampu menahan beban hingga akhirnya depresi, padahal segala musibah itu adalah ujian ALLAH pada kita. Jangan justru berkumpulnya kita dengan mereka malah menjadikan kita ikut-ikutan depresi, itu “salah besar”. Justru bertemunya kita dengan mereka dapat menjadikan kita lebih bersyukur dan lebih bersabar dalam segala hal. Kita harus pintar berhusnudzan pada ALLAH, dengan begitu kita akan menjadi manusia yang kokoh dan tidak mudah rapuh ketika dihadapkan dengan musibah (pesan murobbi saat halaqoh).

Ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang kecewa dan insilah dari sebuah jamaah dakwah, dari mereka kita harus belajar bahwa dalam mengambil keputusan dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan ang matang, tidak sekedar kecewa lantas keluar begitu saja tanpa berpikir panjang. Tidak jarang orang-orang yang insilah dari sebuah jamaah dakwah dikarenakan kecewa akan menceritakan banyak hal-hal buruk terkait jamaah dakwah itu pada saudaranya baik yang ada dalam jamaah dakwah tersebut ataupun bukan. Jangan justru cerita-cerita buruk mereka tentang jamaah dakwah kita malah menjadikan kita ikut-ikutan keluar begitu saja. Itu “salah besar”. Harusnya dari mereka kita belajar untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, kalaupun memang ada yang “salah” dengan jamaah dakwah tersebut maka tidak seharusnya kita mundur, justru kita seharusnya semakin menguatkan diri untuk melakukan perbaikan, karena keluar bukanlah solusi bahkan bisa jadi keluar semakin memperparah keadaan, dan satu hal yang perlu disadari bahwa jamaah dakwah apapun itu tetap saja jamaah manusia, bukan jamaah malaikat. Dari penuturan-penuturan buruk mereka tentang jamaah dakwah kita belajar bahwa jika kita tidak mau menjadi bagian dari dakwah maka janganlah kita menjadi penghalang dakwah. Dan dari mereka kita harus belajar bahwa kecewa itu jangan pada jamaahnya

Ketika dalam sebuah organisasi kita menjadi orang yang tidak pernah dihargai idenya, tidak pernah didengar pendapatnya, keberadaan kita tidak penah di anggap, mendapat tuduhan dan sebagainya. Semua itu mengajarkan kita banyak hal, bahwa mendengar itu lebih sulit daripada berbicara karena dibutuhkan empati dan kesabaran. Bahwa “beginilah rasanya tidak dihargai, tidak enak, maka aku harus menghargai saudaraku”. Jangan justru semua itu menjadikan kita malas bergerak, lelah, ingin berhenti saja, keluar saja, itu “salah besar”, hanya akan menjadikan banyak “korban” lain yang mendapatkan perlakuan yang sama. Justru semua itu harusnya menjadi cambuk semangat untuk perbaikan kedepannya. Apa yang kurang pas diperbaiki, apa yang perlu di edit ya di edit, apa yang perlu di delete ya di delete. Ketika kita mendapat tuduhan atau fitnah, jangan justru menjadikan kita marah besar, lagipula untuk apa kita buang-buang energi untuk marah hanya karena tuduhan yang tidak benar, bisa-bisa kita gagal masuk surga karena tidak bisa menahan amarah. justru itu adalah ladang kita untuk beramal baik, mengingatkan saudara kita bahwa jika ada masalah harus tabayyun dulu.

Ketika kita tidak dipercaya oleh partner kita dalam dunia kerja maka jadikan itu sebagai cambuk yang dapat memotivasi diri untuk menunjukkan kemampuan kita. Dari situ kita belajar bahwa segala amal cukuplah baik dalam pandangan ALLAH, kita belajar bahwa jangan sampai pandangan manusia menjadikan kita merusak seluruh amal yang pernah kita lakukan selama ini. Jangan justru ketidak percayaan mereka pada kemampuan kita justru menjadikan kita malas, merasa tidak nyaman lantas mengundurkan diri, itu “salah besar”.

Ketika kita berada dalam kontrakan kita sering mendapat perlakuan yang kurang enak, mendapat lontaran kata yang menusuk hati, kecurigaan saudara, dan pandangan sinis mereka yang selalu menyalahkan setiap sikap kita, sakit tidak diurus, dan sebagainya, maka dari semua itu kita belajar bersabar, belajar berlapang dada. Jangan justru perlakuan mereka menjadikan kita kecewa lantas tidak mau lagi tinggal dikontrakan, memilih hidup di kos-kosan yang berisi anak-anak hedon, atau justru memperlakukan saudara sekontrakan dengan perlakuan yang sama bahkan lebih parah. itu “salah besar”, semacam mendzalimi diri sendiri dengan keburukan. Dari mereka kita belajar banyak hal, bagaimana seharusnya memperlakukan saudara, bahwa “seperti ini rasanya jika disinisin, dikata-katain, berarti aku harus hati-hati dalam bersikap dan memilah kata, jangan sampai sikap dan lontaran kataku melukai hati saudaraku”. Dari mereka kita belajar bahwa “keburukan itu harus dibalas dengan kebaikan”. Seperti Rasulullah pada orang yang selalu meludahi beliau dan balasan sikap beliau pada orang buta di pasar.Rasulullah saja yang sudah dijamin masuk surga masih saja bersabar membalas keburukan dengan kebaikan, bagaimana dengan kita yang tidak punya jaminan sedikitpun untuk masuk surga. Dari semua itu kita belajar “perlakukan saudaramu sebagaimana kamu suka diperlakukan”.

Ketika kita dihadapkan pada kader yang sulit sekali digerakkan, tidak mau menjalankan amanahnya padahal segala sesuatunya telah dimudahkan, uang setiap bulan ditransfer orangtua, motor ada, laptop ada, segala macam fasilitas ada. Yang namanya iman memang kadang naik kadang turun, bisa jadi kita merasa lelah menggerakkan, kita sudah berusaha untuk terus menggerakkan tapi yang digerakkan masih saja diam tidak juga bergerak. Jangan sampai semua itu menjadikan kita akhirnya merasa lelah dan capek lantas kita ikut-ikutan diam saja dengan alasan “lah mereka diam saja kok, ya sudah ngapain aku capek-capek bergerak sendirian”, itu “salah besar”. Justru dari mereka kita belajar bahwa sedikit bicara banyak bergerak itu lebih baik dari pada banyak bicara tapi tidak bergerak.

Semua itu tidak lain adalah ladang amal kebaikan,

berfastabiqul khoirot dengan semangat perbaikan dan mengingatkan.

Dan masih banyak lagi permasalahan, tidak sekedar dalam organisasi namun dalam setiap aspek kehidupan, kuncinya hanya satu, “HIKMAH”. Kita harus pandai mencari hikmah dari setiap permasalahan yang ada, dengan begitu kita bisa belajar dari masalah dan dapat menambah keimanan.

Karena setiap masalah adalah tarbiyah ALLAH untuk lebih mendewasakan kita.

Muhasabah di penghujung malam

Malang, Senin 18 Oktober 2010, 00.09 WIB

At baity jannaty, Baitul Izzah

Innamal mu’minuuna ikhwah…

Nb. Menulis ditemani lagu Maher Zein “Always Be There” subhanallah…

If you ask me about love

And wanna know about it

I am so pleased

It’s everything about Allah

The pure love, to our soul

The creator of you and me,the heaven and whole universe

The ONE that made us all

And HE’s the guardian of HIS true believers

So when the time is hard

There’s no way to turn

As HE promise HE will always be there

To bless us with HIS love and HIS mercy

Coz, as HE promise HE will always be there

HE’s always watching us, guiding us

And HE knows what’s in all in our heart

So when you lose your way

To Allah you should turn

As HE promise HE will always be there…

HE bring ourselves from the darkness into the light

Subhanallah praise belongs to YOU for everything

Shouldn’t never feel afraid of anything

As long as we follow HIS guidance all the way

Through the short time we have in this life

Soon it all’ll be over

And we’ll be in His heaven and we’ll all be fine

Penulis:

Teringat kata-kata Asy.Syafi’i, “Aku mencintai orang-orang shalih,” begitu katanya, diiringi titik air mata, “Meski aku bukanlah bagian dari mereka. Dan aku membenci para pemaksiatNya Meski aku tak berbeda dari mereka.” Ya Allah ... jadikan aku lebih baik daripada semua yang mereka sangka, dan ampuni aku atas aib-aib yang tak mereka tahu. (doa Abu Bakar)

4 tanggapan untuk “BELAJAR DEWASA DARI “MASALAH” (Teruntuk saudara seakidah yang ana cintai karena ALLAH)

Tinggalkan komentar